INFO PENDAFTARAN EDUFEST 2012

EDUFEST 2012, Lomba Karya Tulis, Lomba Manga, Lomba Desain Web

lomba ini diselenggarakan oleh Akademi Ilmu Statistik/Sekolah Tinggi Ilmu Statistik, UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang tergabung dalam Seksi Pendidikan Dalam rangka memeriahkan Dies Natalis 54.

 Kategori lomba :


tata cara pendaftaran, bisa di lihat di :

untuk mendownload formulir pendaftaran bisa anda download di :
untuk info lebih lanjut bisa di lihat di http://edufest2012.web.id/


sumber tulisan :


Dugem dan Narkoba Membuatku Terdampar di Pusat Rehabilitasi

Dugem dan Narkoba Membuatku Terdampar di Pusat Rehabilitasi

Narkoba dan kehidupan malam selama hampir 2 tahun membuat semua cita-citaku lebur. Harta orang tua kuhabiskan hanya untuk barang haram dan menikmati kebebasan. Kini, dugem (dunia gemerlap) telah mengirimku ke panti rehabilitasi.
Semua masih kusyukuri karena akhirnya aku masih mampu menghindar dari jeratan kehidupan hina ini. Meskipun aku harus berjibaku melawannya dengan seluruh jiwa ragaku. Oh ya sebut saja aku Linda (samaran). Aku dilahirkan di tengah keluarga yang berkecukupan. Ayahku seorang juragan kopi, sementara ibuku seorang pejabat di salah satu instansi pemerintahan di kota ini.
Kehidupan ayah dan ibu yang dipenuhi kesibukan, membuat aku dan 3 saudaraku terlantar. Secara materi kami memang dimanjakan dengan berbagai fasilitas, baik kendaraan, uang saku hingga semua keperluanku terpenuhi. Tapi satu yang tak pernah ayah dan ibu berikan, yakni kasih sayang. Mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan hingga melupakan kami anak-anaknya yang begitu merindukan belaian kasih orang tua.
Sampai akhirnya, kakak yang pertamaku tewas karena overdosis putauw. Adikku yang bungsu juga ikut-ikutan terlena di dunia hitam. Ia kawin lari dengan pacarnya gara-gara hamil di luar nikah. Semua cobaan yang menerpa keluargaku seolah lengkap sudah ketika aku juga mulai mengenal kehidupan malam bersama teman-temanku. Dugem bukanlagi Cerita langka untukku.
Narkobalah yang merusak semua kehidupanku. Aku mengenal barang haram ini dari kekasihku yang masih satu kampus denganku. Sampai aku benar-benar dibuat terlena. Hampir dua tahun lamanya aku mengkonsumsi narkoba, semua kudapatkan dari pacarku. Bahkan, kesucianku rela kuserahkan demi mendapatkan barang itu.
Kehidupan bebas yang kugeluti bersama pacarku telah membuat aku mengenal semua kenikmatan semu itu. Kami tak ubahnya pasangan suami isteri yang tak lagi mengenal waktu dan tempat untuk bisa melampiaskan hasrat. Kutahu, semua karena pengaruh obat-obatan itu.
Bahkan karena sudah ketergantungan tinggi, semua harta orang tuaku aku jual demi mendapatkan barang itu. Seminggu saja aku tak menenggaknya, rasanya mati semua sendi-sendi hidupku. Belakangan ketika barang itu sudah mulai langka didapatkan, aku harus rela merelakan mobil pemberian ayah untuk kubarter dengan barang itu. Meskipun kedua orangtuaku tahu kalau aku sudah menjadi pecandu narkoba, namun mereka tetap tenang saja, seolah tak terjadi apa-apa denganku. Inilah yang membuat aku makin putus asa dan benar – benar tenggelam dalam dunia itu.
Dalam masa – masa kritis yang hampir tak mampu lagi menyelamatkan diri dari gerogotan obat terlarang itu, aku bertemu dengan seorang pemuda yang kebetulan alumni pesantren. Ia masih tetangga dekatku. Rupanya diam-diam dia memperhatikan semua kelakuanku selama ini.
Perhatiannya sungguh membuatku meneteskan air mata. Pikirku, ternyata masih ada orang yang menginginkanku dalam kebaikan. Perlahan ia mulai memperkenalkan aku dengan semua yang berhubungan dengan agama Allah. Setiap saat kalau ada waktu, ia tak bosan menemuiku di rumah untuk memberiku petunjuk agar bisa kembali ke jalan Allah.
Mulailah kemudian aku sadar akan kekeliruanku selama ini. Meski masih sering tergoda oleh obat itu dan seolah tak mampu lepas darinya, namun kehadiran seorang sahabat ternyata begitu kuat. Ia pun menyarankan aku masuk panti rehabilitasi sebagai langkah awal memulai hidup baru.
Tak terpikir lagi yang lain, aku langsung masuk panti dan mulai hidup di sana. Aku masuk saat Ramadhan lalu. Hampir setiap malam aku menangis karena menyesal. Kini aku menghabiskan waktu di panti rehabilitasi. Dan semangat hidupku pun mulai tumbuh kembali. Terima kasih sahabat.
Gadis Bus Ko

Gadis Bus Ko

Siang itu matahari bersinar dengan terik tanpa ampun. Bahkan bagi seorang Raka. Butir-butir keringat terlihat membasahi tubuh pria berusia 20 tahun itu. Ia berjalan di tepi jalan raya sambil mendorong motornya.
‘Sial! Baru juga hari pertama masuk kuliah, masa udah sial begini sih!’ keluh Raka dalam hati. ‘Masa iya, balik-balik dari liburan panjang terus muncul dengan tampang kucel lusuh begini gara-gara dorong motor?!’
Raka memandang jauh ke depan, namun sepertinya tidak ada tanda-tanda bengkel motor terdekat. Dengan lesu ia kembali mendorong motornya.
‘Padahal dari kosan udah ganteng-ganteng necis, eeeh, malah begini!’ ia kembali menggerutu dalam hati.
Setelah agak lama berjalan, Raka melihat jam di tangannya. ‘Astaga! Udah jam segini! Kalau dorong terus sampai kampus bisa telat nih!’
Akhirnya Raka memutuskan untuk menitipkan motor mogoknya pada sebuah warung terdekat. Ia kemudian melanjutkan perjalanan dengan naik bus kota. Ia memilih satu-satunya jenis bus di kota tersebut yang menyediakan fasilitas AC di dalamnya. Tujuannya apa lagi kalau bukan untuk memperbaiki penampilannya yang telah kusam ditelan jalan raya.
Raka memasuki bus dan langsung menuju bangku paling belakang. Ia merebahkan punggungnya, memejamkan mata sambil menikmati desiran angin yang berhembus dari AC. Tak lama kemudian bus berhenti di halte berikutnya, beberapa penumpang naik ke dalamnya. Ketika Raka membuka mata, ia melihat seorang gadis naik memasuki bus tersebut. Gadis itu berkulit putih dengan badan tinggi semampai, rambut hitamnya yang lurus panjang dibiarkan tergerai. Ia memakai kemeja dan celana jeans, membawa tas cangklong dan sebuah buku besar di tangannya.
Raka menatap gadis cantik itu, terkesima. Bahkan mungkin ia tidak sadar bahwa mulutnya sampai ternganga. Merasa dipandangi, gadis itu menatap balik Raka. Mereka saling tatap menatap selama beberapa detik. Akhirnya gadis itu melepaskan tatapannya lebih dulu dan duduk di deretan bangku tengah. Jantung Raka berdebar tak karuan. Keringat yang tadinya sempat mengering karena hawa AC kembali menetes. Gadis itu benar-benar sesuai dengan tipenya! Gadis cantik dengan penampilan sederhana. Dan ia membaca buku! Gadis macam apa yang membaca buku kuliah sembari naik bus kota di siang hari seperti ini? Apalagi di zaman seperti sekarang ini. Biasanya gadis-gadis membaca novel atau majalah, atau malah tidak membaca sama sekali, hanya memainkan Blackberry-nya. Terlebih lagi, biasanya mereka tidak naik bus kota. Apalagi di kota pelajar ini.
Bukan hanya cantik, tetapi Raka yakin bahwa gadis itu juga punya otak. Fakta itu semakin membuatnya panas dingin. ‘Ajak kenalan gak ya?’ batinnya terus bergelut sementara bus kota sebentar lagi sampai di halte kampusnya. Raka mulai bergerak resah di tempat duduknya. Ia berdiri, seolah akan menghampiri gadis itu, namun kemudian ia duduk lagi. Begitu seterusnya sampai ia tak sadar bahwa bus kota akhirnya berhenti di halte kampusnya.
Raka terkejut setengah mati. Mau tak mau ia akhirnya berjalan menuju pintu keluar. Ia melewati gadis itu, memandangnya untuk terakhir kali. Si gadis mendongakkan kepala dari bukunya ketika Raka lewat. Saat mereka beradu pandang, Raka mencoba tersenyum, namun yang muncul adalah cengiran aneh, saking gugupnya. Tanpa dinyana, si gadis membalas senyumannya, manis sekali. Tubuh Raka limbung, seolah tulang-tulang di dalamnya lenyap seketika. Desir aneh terjadi dalam perut dan dadanya. Hingga akhirnya ia terdorong keluar bus oleh penumpang-penumpang lain.
Sampai di kampus, Raka menjalani hari pertamanya kuliah setelah liburan panjang dengan ceria. Namun keceriaannya ternoda oleh kenyataan bahwa ia tak sempat mengajak gadis bus kota itu berkenalan. Keresahan terus menjalari hati Raka. Sore harinya di kantin kampus, ia menceritakan kejadian tersebut pada Gilang, sahabatnya.
“Belum pernah aku kayak gini sebelumnya Lang, jadi gak ada keberanian gitu buat ngajak dia kenalan. Langsung mati gaya seketika!”
Gilang tertawa. “Ya udah, besok kalau emang jodoh juga pasti ketemu lagi,”
Raka cemberut. “Eh, kapan kamu mau ngenalin pacar barumu? Buset dah, liburan dua bulan aja udah langsung dapet pacar baru!”
Gilang tertawa lagi. “Iya minggu depan ya. Eh, kamu tuh mau aku kenalin sama saudaranya cewekku, gimana kalau sekalian? Siapa tahu cocok,”
“Ah, ogah ah! Gak mau. Aku masih kepikiran sama si cewek buskotaitu. Aku gak bisa ketemu sama yang lain dulu sekarang,”
“Ya elah, buat nambah temen doang,”
“Ya udah lihat-lihat minggu depan deh,”
***
Seminggu kemudian, malam itu Raka duduk sendirian di sebuah kafe. Ia menunggu kedatangan Gilang dan pacar barunya. Segelas coke dan dua batang rokok sudah dihisap habis oleh Raka ketika akhirnya yang ditunggu muncul juga. Gilang memasuki kafe, diikuti seorang gadis cantik di belakangnya.
‘Itu dia si Gilang. Eh, tunggu! Cewek itu, bukannya…?’ Raka tergagap dalam hati ketika melihat sosok gadis yang datang bersama Gilang.
Gilang dan pacar barunya menghampiri Raka. “Raka, kenalin ini pacarku, Resty. Resty, ini Raka, yang sering aku ceritain.”
Raka mencoba menyembunyikan keterkejutannya saat ia bersalaman dengan Resty. Resty adalah gadis bus kota itu! Walaupun malam ini ia tampak sedikit berbeda. Potongan rambut Resty jauh lebih pendek dan bergelombang daripada rambutnya ketika bertemu di bus kota. Namun selain itu, perawakan, wajah dan senyumnya sama! ‘Mungkin ia mengubah gaya rambutnya’, batin Raka.
Hati Raka berdesir kecewa. Resty sepertinya sama sekali tidak ingat bahwa ia pernah bertemu dengan Raka sebelumnya. Raka juga tidak ingin membahas hal itu. Biarlah itu menjadi rahasia dalam dirinya. Ia tidak ingin Gilang tahu bahwa pacarnya adalah gadis yang ditaksir oleh sahabatnya sendiri.
Pelayan kafe datang dan memberikan menu. “Kita pesannya nanti ya Mas, masih nunggu satu orang lagi,” ujar Gilang pada pelayan kafe.
“Siapa yang mau datang lagi?” tanya Raka.
“Saudaranya Resty yang waktu itu aku ceritain,”
“Oh,” Raka tidak terlalu ambil pusing dengan perkenalan yang diatur oleh Gilang itu. Saat ini perhatiannya terfokus pada kenyataan bahwa gadis yang selama ini menghantui pikiran dan hatinya ternyata adalah pacar sahabatnya. Ia mengutuk dirinya sendiri. Bagaimana ia bisa begitu bodoh? Mengapa sebelumnya ia tidak lebih cepat mencari tahu sosok pacar baru Gilang, atau meminta dikirimi foto mereka berdua?
Tak lama kemudian sosok yang dinanti-nanti akhirnya datang. Seorang gadis, saudara Resty, datang menghampiri meja Raka, Gilang, dan Resty. Ia duduk di kursi kosong di samping Raka sambil menyalami Gilang dan Resty. Sementara Raka masih kalut dengan pikirannya sendiri sambil tertunduk mengaduk-aduk minumannya.
“Heh, Raka!” seru Gilang. “Ini lho saudaranya Resty udah dateng, kenalin gih! Namanya Desty,”
Raka mendongak dan saat itu keterkejutannya semakin menjadi-jadi. Tanpa sadar ia menjabat tangan Desty dengan mulut ternganga. Desty tertawa. “Kita pernah ketemukansebelumnya,”
Raka mengerjapkan matanya, ia tak mempercayai penglihatannya.
“Iya kan? Seminggu yang lalu di bus kota kan? Siang-siang itu, masa kamu lupa?” kata-kata Desty menghantam telinga Raka.
Raka hanya bengong sambil bergantian memandang Resty dan Desty, yang ternyata saudara kembar.







cerpen ini saya kutip dari www.tumblr.com

jika ada yang tersinggung karna saya mem-post kan hasil karyanya,, sayamohon maaf, karena tidak lain tidak bukan, saya mem-postkan cerpen ini hanya untuk membantu teman saya yang ingin membaca cerpen tersebut, terimkasih!!

Bayang-Bayang Kematian

Bayang-Bayang Kematian


Oleh: Indhra Suci

Ku belajar tuk menjalaninya, ku pikir ku tlah salah jalan, salah menentukan pijakan. Tapi semua itu datang tiba-tiba. Tapi mengapa tak ku lakukan ? ku mencoba mengerti tapi tak kunjung ku pahami. Aku merasa muak pada mereka, yang selalu mengungkungku dengan berbagai aturan.

Aku meletakkan pulpenku dengan mendesah gelisah. Tak lama setelah ituku tutup diaryku dan aku melangkahkan kakiku ke tempat yang biasa aku datangi. Kegelapan menutup segalanya. Hanya sedikit cahaya yang memantulkan sinar pada bola mataku. Ku edarkan pandanganku ke segala sudut.
Diskotik yang ramai, di penuhi dengan orang yang tidak benar. Aroma minuman keras dan asap rokok mengepul memenuhi istanaku. Ya, istana, di sini aku bagai seorang ratu, sedangkan di rumah bagiku bagai neraka tak bertepi, memuaskan nafsu dunia dengan segala kemewahan yang tak berguna. Dengan orang-orang yang hanya mementingkan kesuksesannya. Mereka adalah orang tuaku, ayah dan ibuku, dan diriku adalah seorang anak liar. Ayahku adalah seorang pengusaha sukses, yang setiap hari selalu sibuk dengan bisnisnya, dan ibuku yang sibuk dengan arisannya dan perkumpulannya dengan ibu-ibu yang lain. Hanya untuk sekadar kepuasannya sendiri. Sedangkan aku anak mereka satu-satunya yang tak pernah di anggap. Selama ini mereka hanya memenuhi kebutuhan materiku tapi bagaimana dengan kasih sayang dan perhatianku.

Ya ,aku Khikan ,anak kelas 2 SMA yang tak pernah mendapat kasih sayang orang tua. Jadi jangan salahkan aku, jika aku mencari duniaku sendiri untuk berbagi resah dan gelisah. Hanya di tempat ini aku membasahi jiwaku dengan kesenangan yang akan membawaku ke lembah hitam dan kematian yang menyakitkan.
Ketika itu ada 2 orang lelaki kekar menghampiriku. Mereka mencoba memaksaku dan sedikit menyeretku. Sebelum itu ,aku berhasil mengantongi beberapa butir pil extasi. Saat itu ku berusaha melepaskan diri ,namun sia-sia ,pegangan lelaki tersebut terlalu kuat.

“Apa-apaan ini ???!!!” kataku

“maaf nona Khikan, kami hanya di suruh Bapak Harvey. Bapak ingin nona pulang sekarang juga !!” ujar 2 orang lelaki itu.

“papa ????!!! sejak kapan papa peduli denganku ???!!!” balasku,sambil tertawa terbahak-bahak.

“beberapa jam lagi ada pertemuan besar di rumah nona,seharusnya nona ada di rumah ,bukab tempat menjijikkan seperti ini”.

“hhhhheeeeeeeeii ,kalian pikir kalian siapa,jangan…………”.

Aku tak sempat melanjutkan perkataanku,karena tiba-tiba mereka menyumpal hidungku denagn obat bius. Lamat ku dengar sebuah suara,kemudian aku sudah tak ingat lagi.mataku masih terasa berat namun ku paksakan mataku untuk terbuka. Ku edarkan pandanganku ,aku telah berada di sebuah kamar mewah dengan sprei motif hello kitty berwarna hijau muda,kamarku sendiri,ya ,kamarku.
“sial kedua gembel itu telah menggagalkan rencanaku,padahal aku sudah janji dengan Irvan, Emy, Hadi, dan Seno temanku dugem tuk bersenang-senang mumpung liburan. Tak liburpun aku tetap bersenang-senang. Ngapain sekolah ? Apa sih gunanya sekolah ?”. batinku.
Papa dan mama masuk ke kamarku dengan wajah menahan marah,aku menyambutnya dengan cuek.
“memalukan ,kamu tahu kan kalau 2 jam lagi akan ada pertemuan penting. Wartawan pun pasti akan dating untuk meliput,eeehhh kamu malah kabur ke diskotik. Diskotik itu tempat orang yang nggak bener ??!!!!” ujar papa.

“masa bodoh !!” kataku.“ya udah sayang ,sebaiknya kamu mandi dan dandan yang cantik yaaa “. Mama berkata lembut padaku.
Tamu-tamu sudah berkumpul di taman belakang,yang sudah di sulap menjadi ruang pesta mewah. Tapi tidak bagiku ,ini seperi neraka. Aku berlari menuju kamar. Pil itu ,ya,pil. Pil itu ku telan beberapa butir ,namun tak ada reaksi. Ku tumpahkan semua pil itu di telapak tanganku,lalu ku menelannya.
Beberapa detik kemudian ku merasakan nikmat yang maha dahsyat. Aku menutup wajahku dengan kedua telapak tanganku. Apakah aku telah mati ?. Tiba-tiba ku melihat sosok mati kaku,dengan mulut berbusa. Ku memandang sosok yang di selimuti kain kafan. Aku gemetar ,jantungku berdetak keras memandang tubuh yang telah rusak. Dan itu aku ,ya ,itu wajahku. Aku berteriak histeris ,sebuah tangan menyeretku ke ruang hampa gelap tanpa cahaya. Aku merasakan panas yang maha dahsyat menerpa tubuhku. Penyiksaan mulai menyiksaku.
*****

narkoba tidak akan menyelesaikan masalah

SAY NO TO DRUGS


nama penulis : indhra suci
judul karangan : bayang-bayang kematian
tema : narkoba ( salah pergaulan )
alamat email : yani_indhrasuchi@yahoo.co.id


cerpen ini dikutip dari cerpen.gen22.net untuk kepentingan salahsatu teman saya yang mendapatkan tugas mencari cerpen bertema kenakalan remaja . untuk melihat lebih banyak cerpen remaja lainya bisa kamu lihat di cerpen.gen22.net , di sana terdapat cukup banyak cerpen brtemakan kehidupan remaja, cinta, persahabatan dll, ok thanks atas kunjungannya yach,,,