Bayang-Bayang Kematian


Oleh: Indhra Suci

Ku belajar tuk menjalaninya, ku pikir ku tlah salah jalan, salah menentukan pijakan. Tapi semua itu datang tiba-tiba. Tapi mengapa tak ku lakukan ? ku mencoba mengerti tapi tak kunjung ku pahami. Aku merasa muak pada mereka, yang selalu mengungkungku dengan berbagai aturan.

Aku meletakkan pulpenku dengan mendesah gelisah. Tak lama setelah ituku tutup diaryku dan aku melangkahkan kakiku ke tempat yang biasa aku datangi. Kegelapan menutup segalanya. Hanya sedikit cahaya yang memantulkan sinar pada bola mataku. Ku edarkan pandanganku ke segala sudut.
Diskotik yang ramai, di penuhi dengan orang yang tidak benar. Aroma minuman keras dan asap rokok mengepul memenuhi istanaku. Ya, istana, di sini aku bagai seorang ratu, sedangkan di rumah bagiku bagai neraka tak bertepi, memuaskan nafsu dunia dengan segala kemewahan yang tak berguna. Dengan orang-orang yang hanya mementingkan kesuksesannya. Mereka adalah orang tuaku, ayah dan ibuku, dan diriku adalah seorang anak liar. Ayahku adalah seorang pengusaha sukses, yang setiap hari selalu sibuk dengan bisnisnya, dan ibuku yang sibuk dengan arisannya dan perkumpulannya dengan ibu-ibu yang lain. Hanya untuk sekadar kepuasannya sendiri. Sedangkan aku anak mereka satu-satunya yang tak pernah di anggap. Selama ini mereka hanya memenuhi kebutuhan materiku tapi bagaimana dengan kasih sayang dan perhatianku.

Ya ,aku Khikan ,anak kelas 2 SMA yang tak pernah mendapat kasih sayang orang tua. Jadi jangan salahkan aku, jika aku mencari duniaku sendiri untuk berbagi resah dan gelisah. Hanya di tempat ini aku membasahi jiwaku dengan kesenangan yang akan membawaku ke lembah hitam dan kematian yang menyakitkan.
Ketika itu ada 2 orang lelaki kekar menghampiriku. Mereka mencoba memaksaku dan sedikit menyeretku. Sebelum itu ,aku berhasil mengantongi beberapa butir pil extasi. Saat itu ku berusaha melepaskan diri ,namun sia-sia ,pegangan lelaki tersebut terlalu kuat.

“Apa-apaan ini ???!!!” kataku

“maaf nona Khikan, kami hanya di suruh Bapak Harvey. Bapak ingin nona pulang sekarang juga !!” ujar 2 orang lelaki itu.

“papa ????!!! sejak kapan papa peduli denganku ???!!!” balasku,sambil tertawa terbahak-bahak.

“beberapa jam lagi ada pertemuan besar di rumah nona,seharusnya nona ada di rumah ,bukab tempat menjijikkan seperti ini”.

“hhhhheeeeeeeeii ,kalian pikir kalian siapa,jangan…………”.

Aku tak sempat melanjutkan perkataanku,karena tiba-tiba mereka menyumpal hidungku denagn obat bius. Lamat ku dengar sebuah suara,kemudian aku sudah tak ingat lagi.mataku masih terasa berat namun ku paksakan mataku untuk terbuka. Ku edarkan pandanganku ,aku telah berada di sebuah kamar mewah dengan sprei motif hello kitty berwarna hijau muda,kamarku sendiri,ya ,kamarku.
“sial kedua gembel itu telah menggagalkan rencanaku,padahal aku sudah janji dengan Irvan, Emy, Hadi, dan Seno temanku dugem tuk bersenang-senang mumpung liburan. Tak liburpun aku tetap bersenang-senang. Ngapain sekolah ? Apa sih gunanya sekolah ?”. batinku.
Papa dan mama masuk ke kamarku dengan wajah menahan marah,aku menyambutnya dengan cuek.
“memalukan ,kamu tahu kan kalau 2 jam lagi akan ada pertemuan penting. Wartawan pun pasti akan dating untuk meliput,eeehhh kamu malah kabur ke diskotik. Diskotik itu tempat orang yang nggak bener ??!!!!” ujar papa.

“masa bodoh !!” kataku.“ya udah sayang ,sebaiknya kamu mandi dan dandan yang cantik yaaa “. Mama berkata lembut padaku.
Tamu-tamu sudah berkumpul di taman belakang,yang sudah di sulap menjadi ruang pesta mewah. Tapi tidak bagiku ,ini seperi neraka. Aku berlari menuju kamar. Pil itu ,ya,pil. Pil itu ku telan beberapa butir ,namun tak ada reaksi. Ku tumpahkan semua pil itu di telapak tanganku,lalu ku menelannya.
Beberapa detik kemudian ku merasakan nikmat yang maha dahsyat. Aku menutup wajahku dengan kedua telapak tanganku. Apakah aku telah mati ?. Tiba-tiba ku melihat sosok mati kaku,dengan mulut berbusa. Ku memandang sosok yang di selimuti kain kafan. Aku gemetar ,jantungku berdetak keras memandang tubuh yang telah rusak. Dan itu aku ,ya ,itu wajahku. Aku berteriak histeris ,sebuah tangan menyeretku ke ruang hampa gelap tanpa cahaya. Aku merasakan panas yang maha dahsyat menerpa tubuhku. Penyiksaan mulai menyiksaku.
*****

narkoba tidak akan menyelesaikan masalah

SAY NO TO DRUGS


nama penulis : indhra suci
judul karangan : bayang-bayang kematian
tema : narkoba ( salah pergaulan )
alamat email : yani_indhrasuchi@yahoo.co.id


cerpen ini dikutip dari cerpen.gen22.net untuk kepentingan salahsatu teman saya yang mendapatkan tugas mencari cerpen bertema kenakalan remaja . untuk melihat lebih banyak cerpen remaja lainya bisa kamu lihat di cerpen.gen22.net , di sana terdapat cukup banyak cerpen brtemakan kehidupan remaja, cinta, persahabatan dll, ok thanks atas kunjungannya yach,,,

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »